CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Kamis, Juni 05, 2008

Baud Jeung Balacu

Meuli baud jeng balacu

Ciamis ka Banjarsari

Keur baeud ge asa lucu

Beuki manis lamun seuri

Ka Gianjar Pulo Bali

Hanjakal teu Kaalaman

Pedah anyar meuli ali

Ngajak wae sasalaman.

(created by CUCU X-7)

Baud Jeung Balacu

Meuli baud jeng balacu

Ciamis ka Banjarsari

Keur baeud ge asa lucu

Beuki manis lamun seuri

Ka Gianjar Pulo Bali

Hanjakal teu Kaalaman

Pedah anyar meuli ali

Ngajak wae sasalaman.

(created by CUCU X-7)

Eneng

Munding Mang Ujang anakan

Anak munding ngaranna énéng

Enéng mani gaya pisan

Angkat kamana atuh énéng?

Manuk hiber di awang – awang

Sarangéngé ayana beurang

Aya naon atuh akang?

Mani siga hoyong terang!

Aya hayam dina saung

Sabab aya manuk heulang

Sanes hoyong ulu biung

Tapi haté ngarasa melang

Niat badé mésér jolang

Numpak kana mobil keri

Akang ulah ngaras melang

Enéng bisa ngajaga diri

Angkat ka pasar Cikonéng

Niat meuli baju konéng

Lain akang ngatur enéng

Tapi akang nyaah ka enéng

Di pasar loba batur

Balanjana loba pisan

Lain enéng embung diatur

Tapi akang kaleuleuwihan

Dina sarang loba tikukur

Di paraban ku manisan

Punten pisan akang geus ngatur

Sabab akang nyaah pisan

Indit ka kota Padang

Naék kapal alus pisan

Abdi ngarti haté akang

Yén akang téh nyaah pisan

Create by Siti X-6

SALAH FAHAM

“Bu Tifa boleh bantu ga`?” kata saeorang cewe sambil menghampiri ibunya yang sedang masak didapur.

“Boleh sayang, kamu tolong kasih garam kekocokkan telur itu, tapi jangan banyak-banyak!” Kata ibunya.

“sedikit aja ya bu? Kalo tiga gimana?” katanya sambil mengambil tempat garam.

“kebanyakan! satu aja cukup!” kata ibunya, Tifa termenung lalu lari keluar. Ibunya hanya menggeleng. Setelah beberapa lama Tifa masuk.

“ Sudah dikasih garam?” Tanya ibunya.

“Sudah bu,” jawab Tifa dengan keluguannya, memang dia baru berumur 5 tahun tapi dia selalu berusaha buat bantu ibunya.

Setelah ayahnya pulang dari kantor mereka makan bersama. KeTika ayahnya mengambil telur dan lauknya, Tifa tersenyum.

“Yah itu Tifa yang masak loh!” katanya bangga.

“Oya? Coba ayah cobain!” kata ayahnya sambil makan dan terdiam sebentar, ayahnya melihat anak semata wayangnya itu menatap penuh harapan. “Mm enak kok sayang!” kata ayahnya.

“Sapa dulu Tifa!” katanya bangga.

“Enak apaan Om, ini kan gak ada rasanya!” kata Ray, temen Tifa yang ikut makan.

“Iya sayang kamu gak kasih garam ya?” tambah ibunya.

“Kasih kok! Kata ibu kasih satu,” kata Tifa.

“Iya kasih satu sendok!” kata ibunya. “Emang kamu satu apa?” Tanya ibunya lagi.

“Satu biji!” Jawab Tifa lugu.

“Oh jadi kamu keluar dari dapur buat menghitung garam!” Tanya ibunya. Tifa hanya mengangguk. Semua hanya tersenyum.

“Uh dasar Tifa bodoh!” kata Ray. “Masa ngasih garam Cuma satu butir!” katanya sambil ketawa.

Tifa hanya terdiam murung, tapi ayahnya menghiburnya lalu menyuruhnya membeli permen kewarung di sebrang jalan raya. Tifa dengan ceria dan cermat mendengarkan nasehat ayahnya.

“dijalan hati – hati ya, sayang! Jangan sebelum mobil lewat!” kata ayahnya. Tifa mengangguk mengerti lalu lari keluar rumah.

“Tifa kok belum balik lagi ya, Om?” kata Ray yang sudah menunggu 1 Jam Tifa tidak kembali.

“Yah, liat aja dulu ke depan Yuk! Takut ada apa – apa!” kata ibunya. KeTifa mereka keluar dari rumah dilihatnya Tifa sedang ada dipinggir jalan sedang celingak – celinguk. Lalu mereka menghampiri Tifa.

“Sayang kamu ngapain kok mashi disini? Mana permennnya?” Tanya ayahnya. Tifa hanya menggeleng.

“Kenapa sayang?” Tanya ibunya.

“Yah dari tadi Tifa nugguin mobil lewat tapi gak ada yang lewat, jadi Tifa gak bisa nyebrang,” katanya sambil menangis.

“Ngapain nungguin lewat? Kan enakan kayak gini kalo nyebrang gak ada mobil. Lagian jalan disebelah sana juga mobil dilarang nyebrang kesini ka nada perbaikan!” Kata Ray.

Kan kata ayah kalo mo nyebrang harus nunggu mobil lewat dulu, makanya Tifa gak nyebrang!” kata Tifa.

“Ya ampun,” kata mereka sambil tertawa. Lalu mereka pulang menjelaskan semuanya.

(Nirma X-6)

Senin, Juni 02, 2008

Temu Muslimah 3

Peran Politik Perempuan Persfektif Islam

1. Mendidik/Membina sesama muslimah

  • Merupakan aktivitas yang sangat penting, karena dalam kesehariannya seorang muslimah bergaul sangat dekat dengan para mahromnya, anak-anaknya dan perempuan-perempuan lain yang ada di sekelilingnya
  • Aktivitas ini merupakan aktivitas politik yang sangat strategis bagi perempuan, berkaitan erat dengan tugas utamanya sebagai ummun wa rabbatul bait, sehingga kaum muslimah harus menjadi sasaran utama dalam pembinaan.
  • Pembinaan kaum muslimah merupakan upaya pemberdayaan politik perempuan pada target optimalisasi peran dan fungsi kaum perempuan sebagai pencetak dan penyangga generasi arah pemberdayaan tidak semata fokus pada optimalisasi peran publik saja melainkan mengarah pada upaya optimalisasi seluruh peran perempuan, baik di sektor publik maupun domestik sesuai tuntunan syariah
  • Di tangan para muslimah tergenggam masa depan ummat, karena dari tangannyalah akan terlahir anak-anak sebagai generasi penerus di masa datang yang akan meneruskan perjuangan umat untuk menegakkan kembali Syariat dan khilafah Islam di muka bumi ini. Karenanya pembinaan terhadap kaum muslimah merupakan hal yang sangat urgen.

  • Sekalipun memang tidak dilarang pembinaan laki-laki kepada perempuan, tetapi dengan pembinaan yang dilakukan dari perempuan kepada perempuan, maka hal ini akan lebih mendekati kepada tujuan pembinaan itu sendiri.

2. Mewujudkan Tegaknya Syariah dan Khilafah

Menegakkan sistem/syariat Islam dan khilafah merupakan kewajiban bagi laki-laki dan perempuan tanpa kecuali, karena nash-nashnya berlaku umum bagi laki-laki dan perempuan :

~ QS. Al-Baqarah : 108; QS. Al-Hasyr : 7

~ QS. Al- Maaidah : 44,45,47,49,59

Hadits Rasulullah SAW :

Antara kami dan kalian terdapat Kitabullah, apa saja yang kami dapati di dalamnya berupa kehalalan, maka kami menghalalkannya. Apa saja yang kami dapati di dalamnya berupa keharaman maka kami akan mengharamkannya. Ketahuilah bahwa apa yang diharamkan Rasul Allah adalah seperti apa yang diharamkan Allah “

3. Kewajiban amar makruf nahi munkar

Aktivitas ini merupakan kewajiban bagi laki-laki maupun perempuan,

Nash-nash yang berkaitan dengan masalah ini bersifat umum, berlaku baik bagi laki-laki maupun perempuan. Allah berfirman dalam QS Al-Imran ayat 104 : “Hendaklah (wajib) ada segolongan umat yang menyerukan kepada kebaikan (Islam); memerintahkan kemakrufan dan mencegah kemungkaran. Mereka itulah orang-orang yang beruntung”

Juga dalam QS At-Taubah ayat 71 : ” Orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka melakukan amar makruf nahi munkar.”

4. Hak dan kewajiban membaiat Penguasa

Islam memberikan hak dan kewajiban untuk melakukan baiat—kepada seorang khalifah—kepada perempuan sebagaimana kepada laki-laki.

Ummu Athiyah berkata :

“Kami berbaiat kepada Rasulullah saw lalu beliau membacakan kepada kami agar jangan menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun dan melarang kami untuk niyahah (meratapi mayat). Karena itulah salah seorang perempuan dari kami menarik tangannya (dari berjabat tangan), lalu ia berkata, “ Seseorang telah membuatku bahagia dan aku ingin membalas jasanya.” Rasulullah tidak berkata apa-apa, lalu perempuan itu pergi kemudian kembali lagi.” (HR Bukhori)

lanjutkan.......

Temu Muslimah 4

5. Hak Memilih dan dipilih Menjadi Anggota Majelis Umat

Majelis ummah adalah majlis yang terdiri dari wakil-wakil rakyat yang bertugas menyampaikan aspirasi atau pendapat rakyat serta mengoreksi penguasa

Nash :

Dalam riwayat shahih, Ibnu Hisyam dari Ka’ab bin Malik disebutkan bahwa setelah 73 orang laki-laki dan 2 orang perempuan melakukan baiat aqobah 2, Rasul bersabda kepada mereka :

“Datangkanlah 12 wakil dari kalian yang pada mereka ada tanggungjawab ras kabilahnya masing-masing.” (HR Ahmad)

Seruan Rasulullah ini ditujukan lepada 75 orang Madinah tersebut, tanpa kecuali laki-laki dan perempuan untuk memilih wakil di antara mereka.

6. Kewajiban Menasehati dan Mengoreksi Penguasa

Ketika penguasa menetapkan suatu aturan yang melanggar hokum syariat atau ada kebutuhan rakyat yang luput dari penguasa, maka wajib bagi setiap muslim untuk menasehati penguasa.

Nasihat tersebut bisa langsung disampaikan kepada penguasa atau melalui majelis umat atau melalui partai.

Dalil : Rasulullah saw bersabda : “Agama (Islam) itu nasihat/kesetiaan. Kemudian ditanyakan : Kepada siapa yaa Rasulullah ? Beliau menjawab : “Untuk Allah, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan rakyat mereka” (HR. Bukhari).

Demikian pula pernah terjadi di masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khaththab, ketika seorang perempuan, Khaulah binti Hakim bin Tsa’labah memprotes Umar, ketika beliau menetapkan jumlah mahar tertentu bagi perempuan karena tingginya mahar yang diminta kaum perempuan pada waktu itu. Kemudian Umar menyadari kekeliruannya dan segera mencabut keputusannya dengan mengatakan : “Perempuan ini benar dan Umar salah”.

7. Kewajiban menjadi Anggota Partai Politik

Keberadaan partai politik merupakan pemenuhan kewajiban dari Allah swt, sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al-Imran ayat 104 yang artinya : “Hendaklah (wajib) ada segolongan umat yang menyerukan kepada kebaikan (Islam); memerintahkan kemakrufan dan mencegah kemungkaran. Mereka itulah orang-orang yang beruntung”

Partai politik ada untuk menjaga agar semua hukum-hukum Allah tetap diterapkan secara keseluruhan oleh manusia dalam kehidupannya sepanjang masa.

Keberadaannya wajib bagi kaum muslimin, baik di dunia ini diterapkan system Islam atau tidak. Hanya saja perbedaannya adalah jika ada system Islam, kewajiban untuk beraktivitas di dalamnya adalah fardhu kifayah, sedangkan jika belum ada sistem Islam hukumnya menjadi fardhu ‘ain

Aktivitas politik yang terlarang Bagi Perempuan

AKTIVITAS PENGUASA

Pengaturan urusan umat yang dilakukan secara langsung dan menyeluruh bertanggungjawab penuh secara langsung dalam mengurusi urusan umat.

Hadits yang diriwayatkan oleh Abi Bakrah : “Tidak akan pernah menang suatu kaum yang menyerehkan urusan (kekuasaannya) kepada perempuan” (HR Bukhori)

Aktivitas kekuasaan secara langsung :

  • Khalifah (kepala negara)
  • Muawwin tafwidl
  • Wali
  • Amil

Aktivitas yang menyentuh aktivitas kekuasaan :

  • Qodhi Mazholim
  • Qodhi Qudhot
  • Muawwin Tanfidz
  • Amirul Jihad
Wallohu a`lam bishshowab....

Temu Muslimah 2

Peran Muslimmah dalam kebangkitan Ummat

Sesuai dengan tuntutan Syariat Islam perna yang harus dijalankan oleh para perempuan Muslim guna mewujudkan kebangkitan ummat :

  • Dikeluarga (Peran Domestik)
Dalam Pandangan Islam perempuan itu meiliki andil yang sangat besar dalam menentukan arah yang akan dituju rumahtangganya/keluarganya. Perannya adalah sebagai ibu dan sebagai Istri.Ibu yang berkualitas adalah penetu corak generasi berkualitas. Yang berkontribusi besar untuk tegaknya syariah dan khilafah menuju kebangkitan ummat. generasi adalah penerus ras manusia, pemelihara keamanan, kedamaian dan kesejahteraan dunia, serta corak generasi masa mendatang yang diamanahkan kepada kita yang harus dibentuk menjadi politisi muslim.
  • Dimasyarakat (Peran Publik)
Dijelaskan dalam Qur`an Surat At-Taubah:71 bahwa laki - laki dan perempuan merupakan mitra kerjaesama yang memiliki nadil yang sama dalam menentukan corak dan pola masyarakat dan generasi masa kini dan amsa yang akan datang.Perempuan wqajib mengurusi urusan ummat. (aktivitas Politik). aktifitas ini tidak menghalangi aktifitas yang mubah lainnnya seperti bekerja. Aktifitas politik perempuan diantaranya:
  • Mendidik sesama Muslimah
  • Mewujudkan masyarakat islam
  • Mewujudkan penegakkan syariat Islam
  • Membaiat Penguasa
  • Memilih dan dipilih dalam Majelis ummat.
  • Beraktifitas dalam partai politik.
  • Mengoreksi dan menasehati perempuan.

Perempuan masa kini harus dibina menjadi kader dan ibu yang menentukan corak generasi, menjadi kader yang berdayaguna sebagai politikus muslimah, yang menuntut penerapan syariah Islam dalam naungan Khilafah untuk kesejahteraan hidup manusia dan untuk keselamatan hidup generasi mendatang.

LANGKAH MEWUJUDKAN POLITISI MUSLIMAH

Pembinaan kader untuk memahami Konsepsi Politik Islam

Pembinaan umum kalangan perempuan untuk membentuk kesadaran politik

Pembinaan perempuan dan kaum ibu agar menjadi ibu cerdas berkualitas pencetak politisi

Menyusun strategi untuk mewujudkan penerapan Syariah dan Khilafah

lanjutkan....