“Bu Tifa boleh bantu ga`?” kata saeorang cewe sambil menghampiri ibunya yang sedang masak didapur.
“Boleh sayang, kamu tolong kasih garam kekocokkan telur itu, tapi jangan banyak-banyak!” Kata ibunya.
“sedikit aja ya bu? Kalo tiga gimana?” katanya sambil mengambil tempat garam.
“kebanyakan! satu aja cukup!” kata ibunya, Tifa termenung lalu lari keluar. Ibunya hanya menggeleng. Setelah beberapa lama Tifa masuk.
“ Sudah dikasih garam?” Tanya ibunya.
“Sudah bu,” jawab Tifa dengan keluguannya, memang dia baru berumur 5 tahun tapi dia selalu berusaha buat bantu ibunya.
Setelah ayahnya pulang dari kantor mereka makan bersama. KeTika ayahnya mengambil telur dan lauknya, Tifa tersenyum.
“Yah itu Tifa yang masak loh!” katanya bangga.
“Oya? Coba ayah cobain!” kata ayahnya sambil makan dan terdiam sebentar, ayahnya melihat anak semata wayangnya itu menatap penuh harapan. “Mm enak kok sayang!” kata ayahnya.
“Sapa dulu Tifa!” katanya bangga.
“Enak apaan Om, ini
“Iya sayang kamu gak kasih garam ya?” tambah ibunya.
“Kasih kok! Kata ibu kasih satu,” kata Tifa.
“Iya kasih satu sendok!” kata ibunya. “Emang kamu satu apa?” Tanya ibunya lagi.
“Satu biji!” Jawab Tifa lugu.
“Oh jadi kamu keluar dari dapur buat menghitung garam!” Tanya ibunya. Tifa hanya mengangguk. Semua hanya tersenyum.
“Uh dasar Tifa bodoh!” kata Ray. “Masa ngasih garam Cuma satu butir!” katanya sambil ketawa.
Tifa hanya terdiam murung, tapi ayahnya menghiburnya lalu menyuruhnya membeli permen kewarung di sebrang jalan raya. Tifa dengan ceria dan cermat mendengarkan nasehat ayahnya.
“dijalan hati – hati ya, sayang! Jangan sebelum mobil lewat!” kata ayahnya. Tifa mengangguk mengerti lalu lari keluar rumah.
“Tifa kok belum balik lagi ya,
“Yah, liat aja dulu ke depan Yuk! Takut ada apa – apa!” kata ibunya. KeTifa mereka keluar dari rumah dilihatnya Tifa sedang ada dipinggir jalan sedang celingak – celinguk. Lalu mereka menghampiri Tifa.
“Sayang kamu ngapain kok mashi disini? Mana permennnya?” Tanya ayahnya. Tifa hanya menggeleng.
“Kenapa sayang?” Tanya ibunya.
“Yah dari tadi Tifa nugguin mobil lewat tapi gak ada yang lewat, jadi Tifa gak bisa nyebrang,” katanya sambil menangis.
“Ngapain nungguin lewat?
“
“Ya ampun,” kata mereka sambil tertawa. Lalu mereka pulang menjelaskan semuanya.
(Nirma X-6)
0 komentar:
Posting Komentar