CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Senin, Mei 19, 2008

Melihat Kembali Sejarah Kebangkitan Nasional

Bagi banyak orang di Tanah Air, mungkin proklamasi kemerdekaan yang terlintas di benak bila berbicara tentang sejarah lahirnya bangsa Indonesia. Tetapi sebenarnya, sejarah kebangkitan dan perjuangan bangsa ini lebih panjang dan berliku.
Sejak 1602, negeri ini di bawah penjajahan Belanda. Perlawanan fisik bangsa ini tidak kunjung berhasil mematahkan Belanda. Sampai 100 tahun yang lalu, muncul gagasan baru di benak seorang dokter bernama Wahidin Sudirohusodo. Meski didikan Belanda, Dokter Wahidin punya visi besar memajukan bangsa lewat jalan yang sama sekali berbeda. Pergerakan pemuda terpelajar.
Ide yang dia bawa kepada para pemuda mahasiswa sekolah kedokteran Stovia di Batavia yang lalu mendirikan sebuah organisasi bernama Budi Utomo. Setelah mendirikan Budi Utomo, langkah selanjutnya yang diambil para pemuda mahasiswa Stovia adalah mengadakan kongres pada 1908 di tempat yang sekarang menjadi Sekolah Menengah Atas Negeri 11 Yogyakarta.
Yogyakarta dipilih karena latar belakang priyayi para pengurus dan anggota yang banyak mendapat dukungan keraton. Namun justru keterikatan tradisional macam inilah yang belakangan dianggap membuat Budi Utomo terlalu konservatif. Apapun kontroversi yang berkembang, harus diakui Budi Utomo berjasa menberikan inspirasi para pemuda saat itu untuk bangkit.
Kelompok pemuda yang lebih progresif sebagian keluar tapi sebagian lalu mendirikan bagian khusus kepemudaan yang disebut Trikoro Dharmo. Dan dari konteks itulah kemudian berdiri Jong Java. Dalam perkembangan berikutnya lalu berdiri Jong Sumatera, Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Batak dan lain-lian. Semangat kepemudaan itulah yang kemudian menyebar.
Walaupun awalnya terpisah, perjalanan sejarah lalu menunjukkan pemuda Indonesia bersatu. Sementara di jalur politik, pun muncul partai politik pertama negara ini Indische Partij di antaranya atas prakarsa Cipto Mangunkusumo salah satu pendiri Budi Utomo.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)

0 komentar: